Rabu, 14 November 2018

Misteri 'Hilangnya' Pendiri Google

Sedang dicari-cari, Larry Page sang pendiri Google justru tidak juga menonjolkan diri. Di mana gerangan Page, dikala Alphabet sedang membutuhkan kehadirannya?


Page kini menjabat CEO Alphabet, induk Google dan perusahaan-perusahaan lain. Belum lama ini, ia mangkir terhadap panggilan Senat Amerika Serikat yang berharap mendengar soal bagaimana platform seperti Google dapat diekploitasi negara tertentu.

Dikutip detikINET dari Bloomberg, mangkirnya Page membuatnya dicap besar kepala, antara lain oleh senator Marco Rubio dan Susan Collins dari Partai Republik. Apalagi CEO Twitter Jack Dorsey dan Chief Operatung Officer Facebook, Sheryl Sandberg, datang memenuhi undangan. 

Puluhan tahun berlalu setelah Page bersama sahabatnya Sergey Brin mendirikan Google, tantangan memang kian hebat. Tren dan profit besar yang dihasilkan raksasa dunia online itu terbukti juga berimbas negatif.

"Pengganggu dari semua dunia minta break up bisnis iklan mereka yang menguasai pasar. Uni Eropa mendenda perusahaan USD 5,1 miliar karena kasus monopoli terkait dominasi cara operasi Android," tulis Bloomberg yang dikutip detikINET.

Melainkan Page tidak juga nampak batang hidungnya. Sebenarnya tidak terlalu mengherankan, jebolan Stanford ini dari dahulu memang tidak menyenangi disorot dan hanya sedikit sekali berharap melaksanakan wawancara. Malahan ia tidak pernah mengeluarkan keterangan pers sejak 2015.

Page dikenal sibuk menggarap proyek teknologi masa depan, misalnya taksi terbang. Urusan sehari-hari perusahaan diserahkan pada orang-orang kepercayaan, ucap saja CEO Google, Sundar Pichai.

Para kolega yang diwawancarai secara anonim mengisahkan jikalau Page baru-baru ini kian menarik diri. Itu dianggap kurang baik karena bagaimanapun, Alphabet amat membutuhkan Page untuk menjadi pemimpin di tengah tekanan yang dihadapi Google.

"Apa yang tidak kulihat yakni bunyi sentral yang kuat perihal bagaimana Google akan beroperasi di tengah berita-berita tersebut yang lebih ke urusan sosial ketimbang teknis" ujar eks eksekutif senior Alphabet, yang sudah meninggalkan perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar